chapters

Jumat, 22 Juni 2012

BFF

Ternyata sudah hampir satu tahun saya tidak menulis disini. Memilikimu dekat dengan saya, membuat saya terlalu nyaman.... sehingga saya bisa melupakan kegemaran saya : menulis, oh, curhat lebih tepatnya.

Salah satu teman saya pernah suatu kali menanyakan, mengapa saya tidak menulis blog lagi? saya bilang padanya, saya akan menulis lagi pada saat saya menjalani LDR (lagi). Mengapa? Karena tanpa disadari, selain membuat terpisah, jarak juga membuat saya terlalu bergumul dengan emosi.

Pernah suatu kali saya mengatakan kepadamu, bahwa saya tidak memiliki teman dekat, tidak memiliki sahabat.... otomatis saya tidak memiliki teman curhat. Kadang saya memang merasa iri dengan teman-teman perempuan saya yang begitu dekatnya.... jika sedih datang ke sahabatnya, curhat sampai menangis.... Jika sedang senang, bercerita kepada sahabatnya, tertawa-tawa girang, sampai menangis pula.... Bukan berarti saya tidak pernah memiliki sahabat. Saya tahu bagaimana seorang perempuan sangat membutuhkan sahabat, karena dua faktor. Yang pertama karena saya perempuan, yang kedua, karena saya pernah memiliki sahabat-sahabat itu.

Lalu kamu bilang "ya nanti suatu saat kan ketemu (sahabat)." Saya tidak memiliki sahabat, bukan berarti saya memang belum bertemu dengan orang-orang yang tepat menjadi sahabat saya. Tetapi memang karena saya tidak mau memiliki sahabat. Bagi saya, satu-satunya sahabat adalah kamu....

Saya sangat tergantung kepada kamu; saya sedih, saya datang kepadamu, bercerita, sampai menangis di depanmu. Saat saya senang, saya juga datang kepadamu dan saya bercerita sampai tertawa terbahak-bahak... bahkan saya mempunyai update gossip terbaru, baik tentang artis ataupun tentang teman-teman saya sendiripun, saya cerita kamu, bukan? karena saya merasa, kamu sahabat, satu-satunya orang yang akan selalu saya datangi, selalu saya tuju pulang, saat saya sedih ataupun senang, saat saya sehat ataupun sakit, saat saya malang an\taupun untung.... ini persis tertulis di dalam janji perkawinan :)

Sedihnya pada saat seperti ini, saya dan kamu terlalu jauh jarak terpisah. Keberadaanmu tidak terjangkau. Sehingga kadang saya merasa sangat-sangat kesepian. Memang benar kita bisa berhubungan melalui telpon atau bbm.... tapi apa yang dapat menggantikan sebuah sentuhan? sebuah pelukan? atau sebuah ciuman, yang mengatakan "kamu akan baik-baik saja"? Bagi saya, tidak ada.

Diri saya yang terlalu membutuhkanmu, yang terlalu tergantung kepadamu, yang terlalu meleburkan diri kepadamu, membuat saya merasa takut.... takut akan semuanya. Kamu sahabat saya satu-satunya, paling berharga. saya tidak akan pernah mendapat sahabat sepertimu lagi... hingga apapun, sedikit ataupun sekecil apapun kesalahanmu, saya merasa itu kesalahan sangat besar.... Karena saya terlalu takut. KArena saya terlalu jauh darimu, sehingga saya merasa tidak dapat melakukan apapun jika terjadi sesuatu yang tidak beres disana, ataupun menyangkut tentang kamu. Saya tidak mau kehilangan kamu, sahabat satu-satunya yang tidak akan pernah saya temukan yang lain. Itulah apa yang saya pernah bilang, jangan menyamakan permasalahan saat ini seperti pada saat kita sedang berdekatan.

Saya tidak tahu apa yang kamu rasakan, apakah pernah kamu merasakan hal yang saama dengan saya.. Ya memang seharusnya saya tidak "menghukum" kamu, seperti itu. Kamu boleh membenci saya, karena saya pun terkadang membenci saya sendiri. Saya membenci diri saya karena sifat saya yang aneh. Bahwa saya seharusnya tidak perlu menganggap anda sebagai sahabat, karena menimbulkan ketergantungan bagi diri saya..... yang mana sebenarnya tidak ada pemecahannya, selain menjalani keadaan ini. Saya terlalu berdedikasi kepada perasaan saya, kepada cinta. Sering saya membohongi perasaan saya sendiri, saya mengatakan kepada diri sendiri bahwa LDR ini dapat saya jalani. Setiap hari saya selalu berusaha untuk membayangkan dan memplanningkan hal-hal yang menarik, tidak peduli apakah hal-hal itu akan terlaksana, yang penting paling tidak saya dapat membahagiakan diri saya, walaupun di angan-angan. 

Saya sangat benci harus mengumbar "kenelangsaan" saya seperti ini. Sekarang pasti saya terlihat sangat menyedihkan, bukan? Padahal saya sangat ingin terlihat saya bahagia, saya senang, tanpa kamu disini. But actually, I cant. Because my happiness is belong to you. 

Shall I find another friend, just like you said to me?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar